GRAFIK PERGERAKAN HARGA DINAR

Kamis, 03 September 2009

PDFPrintE-mail

BIYADI KA AL-KHAIR: CARA TERBAIK DALAM MENSIKAPI MASALAH
Written by Muhaimin Iqbal
BiyadiKa Al Khair

Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)." (QS 3 :26-27)

Saya ada saudara yang memiliki penyakit langka sejak usia SMA. Konon penyakit ini timbul karena sewaktu SMP tahun 60-an, sebagai seorang muslim anak kyai dia sering dihajar dan kepalanya dibentur-benturkan ke tembok oleh anak-anak PKI yang waktu itu lebih kuat di daerahnya.

Penyakit ini menyebabkan dia sering tidak sadar diri secara mendadak, dimana saja dan kapan saja. Berpuluh tahun dia berobat dengan seluruh ahli terbaik yang ada di negeri ini (dia sendiri seorang dokter spesialis) tidak satupun yang bisa menjelaskan dengan pasti penyakit dia ini, dan tentu juga tidak bisa disembuhkan oleh dokter-dokter terbaik lha wong diketahui saja penyakitnya tidak.

Sudah beberapa tahun ini, alhamdulillah nampaknya penyakit Pak Dokter sembuh total. Dia sekarang justru sehat dan kebiasaan dia tidak sadar diri dimana saja kapan saja – alhamdulillah sudah beberapa tahun tidak berulang. Ketika saya tanyakan apa yang menyebabkan kesembuhan ini ?, jawabannya sungguh menarik sehingga saya jadikan bahan ditulisan ini untuk menjadi pelajaran bagi kita semua.

Menurut pengakuan dia, penyakitnya justru sembuh ketika dia bisa menerima sepenuhnya apa yang diberikan oleh Allah padanya. Menyerahkan sepenuhnya kepadaNya – bahwa apa yang diberikanNya pasti yang terbaik untuk kita.

Pak Dokter inipun kini banyak berceramah, menularkan pengalaman pribadinya kepada para kolega-nya agar koleganya bisa lebih efektif membantu penyembuhan para pasien-pasien mereka. Masih menurut dia, bagi para penderita penyakit serius – penderitaannya justru sulit disembuhkan ketika pasien tersebut tidak bisa menerima keadaan.

Ke ikhlasan dalam menerima apa yang diberikan oleh Allah pada kita ini, dan kepercacayaan sepenuhnya bahwa inilah yang terbaik bagi kita – bukan hanya efektif bagi proses penyembuhan penyakit, tetapi juga efektif dalam menyikapi dan mengatasi berbagai persoalan kehidupan kita. Ini juga bagian dari keimanan kita yang meng-imani bahwa Allah-lah yang maha tahu, sedangkan kita tidak tahu.

Ini ilmu sederhana, yang kita semua rata-rata juga sudah tahu. Masalahnya adalah ilmu ini menjadi kurang bermanfaat kalau hanya sebatas ilmu, tantangannya adalah justru bagaimana kita menanamkan pada diri kita – sehingga sikap ikhlas dan menerima ini menjadi reflek spontan kita ketika sesuatu yang tidak kita kehendaki menimpa kita.

Guru saya dulu mengajarkan untuk membiasakan membaca (sebaiknya dihafal ) surat Ali-Imran 26-27 diatas setiap kali kita selesai berdo’a sehabis shalat. Ketika kita pahami dan hayati makna ayat-ayat tersebut diatas, ternyata memang dasyat…sangat-sangat bermanfaat mendampingi kita dalam menempuh up and down-nya kehidupan kita.

Bayangkan kalau dua ayat saja sudah begitu besar manfaatnya…apalagi kalau 6,000 lebih ayat atau jumlah ayat di Al-Qur’an. Maha benar Engaku Ya Allah, tuntunlah hambaMu ini untuk bisa paham, menghayati dan mengamalkan firman-firmanMu…Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Archive