GRAFIK PERGERAKAN HARGA DINAR

Kamis, 22 Oktober 2009

PDFPrintE-mail

EMAS MENUJU HARGA TERTINGGI YANG WAJAR ...
Written by Muhaimin Iqbal
Inflation Calculator

Di kala harga emas Dunia terus naik seperti dalam beberapa pekan terakhir; banyak yang menanyakan ke saya tentang sampai berapa tinggi harga emas ini di pasaran internasional nantinya. Jawaban saya tetap seperti yang saya tulis akhir tahun lalu dalam judul Prediksi Harga Emas Tahun 2009.

Memang namanya juga prediksi, sangat bisa jadi prediksi tersebut tidak tercapai – tetapi setidaknya inilah pendekatan yang cukup memiliki dasar dalam memperkirakan harga tertinggi emas dunia.

Bila dalam tulisan tersebut diatas saya menggunakan deret Fibonacci ; dalam tulisan ini saya menggunakan pendekatan Inflation Adjusted Price, yaitu harga emas tertinggi sekarang bila diperhitungkan dengan tingkat inflasi sejak tahun yang dijadikan rujukan. Saya gunakan tahun 1980 sebagai rujukan dan mata uang yang saya pakai US$ karena harga emas di pasaran internasional secara statistik yang sudah tersedia adalah menggunakan US$.

Anda bisa lihat dari gambar di atas; bahwa hasil pendekatan dengan menggunakan Inflation Adjusted Price – harga emas tertinggi tidak jauh berbeda dengan pendekatan deret Fibonacci dalam tulisan tersebut diatas yaitu dikisaran US$ 1,600 / oz.

Memang angka US$ 1,600 ini nampaknya berat untuk tercapai tahun ini karena tinggal dua bulan lagi dan sekarang masih di kisaran US$ 1,060 /oz; namun perhatikan jarak antara harga riil dengan harga yang disesuaikan dengan inflasi dalam grafik dibawah.

Inflation Adjusted Price

Bila pada tahun 2000 harga yang disesuaikan dengan inflasi mencapai 4.6 kali harga riilnya; pada tahun ini – harga teoritis yang disesuaikan dengan inflasi hanya 1.7 kali harga riil. Artinya harga emas dunia dalam US$ saat ini sedang menuju angka wajarnya.

Barang-barang lain yang ada di pasar pada umumnya mengikuti harga yang wajar yang disesuaikan dengan tingkat inflasi tersebut. Misalnya baju yang pada tahun 1980 harganya US$ 5 ; saat ini setelah disesuaikan dengan tingkat inflasi harga yang wajarnya menjadi US$ 13.10

Anda bisa ‘bermain-main’ sendiri dengan kewajaran harga dengan pendekatan Inflation Adjusted Price ini karena United States Department of Labor telah menyediakan calculator seperti gambar di atas untuk menghitung harga suatu barang berdasarkan tingkat inflasi US$.

Perhitungan Bloomberg dengan menggunakan calculator yang sama menghasilkan angka tertinggi yang jauh lebih tinggi dari perhitungan saya tersebut diatas – yaitu US$ 2,287/oz ; ini karena mereka mengambil angka tertinggi untuk tahun 1980 yang dijadikan tahun rujukan – sedangkan saya menggunakan angka rata-rata untuk tahun tersebut.

Sekali lagi ini hanya prediksi statistik – yang terjadi di pasar bisa saja berbeda karena berbagai faktor yang tidak hanya faktor ekonomi, kepentingan corporatocracy ikut bermain dan untuk harga dalam Rupiah, nilai tukar Rupiah tentu saja sangat ikut berperan. Wa allahu A’lam.

PDFPrintE-mail
DENGAN SYARI'AH EMAS, DUNIA AKAN BISA 8.7 KALI LEBIH MAKMUR ...!
Written by Muhaimin Iqbal
Piramid Terbalik

Dalam sebuah siaran televisi Business News Network (BNN) beberapa hari lalu, Trace Mayer – seorang financial bloggeryang cerdas dari Canada memberikan uraian menarik tentang struktur kekayaan di seluruh dunia saat ini. Dia menggambarkan struktur kekayaan ini membentuk piramida terbalik seperti pada ilustrasi disamping.

Paling atas adalah kekayaan ‘paling palsu’ yang menggelembung dalam berbagai bentuk derivatives, nilainya mencapai sekitar US$ 1,600 Trilyun (Seribu Enam Ratus Trilyun US Dollars !). Dibawahnya sedikit lebih baik dari ini adalah berbagai asset dalam bentuk real estate dan non–monetary commodities, jumlahnya hanya sekitar 8 % dari asset yang di gelembungkan tersebut diatas atau sekitar US$ 125 Trilyun.

Yang ketiga adalah hutang yang ada jaminannya dan saham, nilainya hanya US$ 100 Trilyun . Yang keempat adalah uang dalam arti luas dalam bentuk obligasi pemerintah, treasury bills dlsb.; nilainya sebesar kurang lebih US$ 65 Trilyun. Yang kelima adalah uang kertas dalam bentuk fisik seperti US$ Yen , Euro, Rupiah dst.; nilainya hanya sekitar US$ 4 Trilyun.

Yang terakhir adalah kekayaan yang sesungguhnya yaitu berupa emas dan perak yang nilainya dperkirakan hanya sekitar US$ 4 Trilyun, atau hanya 0.25% dari kekayaan yang paling atas (derivatives).

Struktur ini digambarkan sebagai piramida yang terbalik oleh Trace Mayer, untuk mengisyaratkan betapa labilnya ekonomi dunia saat ini. Kekayaan yang paling atas adalah yang paling tidak aman, semakin kebawah semakin aman.

Seperti grafitasi bumi yang menarik benda-benda jatuh kebawah, maka setiap kali pemegang asset merasa tidak nyaman dengan asset-nya - maka dia akan mencari pelarian ke asset yang lebih aman dibawahnya.

Investor yang sudah tidak nyaman dengan derivatives akan pindah ke real estate dan sejenisnya; kemudian tidak nyaman lagi akan pindah ke securitized debt dan stocks, tidak nyaman lagi akan pindah ke obligasi pemerintah dan sejenisnya; tidak nyaman lagi akan memilih memegang uang saja; dan tidak nyaman lagi akhirnya akan berburu emas dan perak.

Karena emas dan perak jumlahnya terbatas dan tidak bisa digelembungkan seperti pada asset-aset diatasnya, maka apa yang akan terjadi ? hukum permintaan dan penawaran yang akan berlaku. Ketika permintaan melebihi penawaran, harga pasti naik.

Lantas dengan emas yang nilainya hanya sekitar US$ 4 trilyun atau 0.25 % dari seluruh asset derivatives dunia; apakah emas akan cukup untuk memutar ekonomi dunia ? jawabannya adalah sangat-sangat cukup !. Berikut perhitungannya :

Total seluruh Gross Domestic Product (GDP) dunia saat ini ‘hanya’ sekitar US$ 55 Trilyun; jadi jelas tidak memerlukanderivates yang nilainya US$ 1,600 Trilyun untuk menghasilkan GDP yang nilainya hanya US$ 55 Trilyun ini. Tetapi emas yang diam atau disimpan saja, nilainya cuma US$ 4 Trilyun, jadi tidak cukup juga untuk menghasilkan GDP yang US$ 55 Trilyun.

Itulah sebabnya dalam Islam, emas tidak boleh ditimbun, tidak boleh digunakan untuk perhiasan laki-laki, tidak boleh untuk tempat makan dan minum – agar dia beredar untuk digunakan sebagai uang. Contoh yang diberikan dalam suatu hadits Rasulullah SAW, perputaran harta yang banyak ini adalah hanya dalam waktu 3 hari.

Jadi emas yang ada di dunia senilai US$ 4 Trilyun, bila berputar sebagai uang dengan kecepatan berputar 3 hari sekali, maka potensi nilai ekonomi yang diputarnya akan mencapai US$ 480 Triyun atau sekitar 8.7 kali dari total GDP seluruh dunia saat ini. !.

Artinya apa ini semua ?; dengan menggunakan emas sebagai uang, kemudian penggunaannya mengikuti tuntunan syariah – maka dunia bisa 8.7 kali lebih makmur dari dunia yang sekarang. Wa Allahu A’lam.


Selasa, 20 Oktober 2009

PDFPrintE-mail
DINAR EMAS SEBAGAI PERSONAL PURCHASING POWER PROTECTION ...
Written by Muhaimin Iqbal
Purchasing Power

Dari dua puluh tahun pengalaman saya di industri asuransi dan bergelut dengan berbagai produk proteksi risiko; ada satu risiko yang pasti kita alami tetapi tidak ada satupun proteksi asuransi untuk men-cover-nya, risiko ini adalah menyusutnya daya beli uang kita yang kita kumpulkan dengan keringat dan kadang air mata bertahun-tahun.

Agar tidak ada yang tersinggung di negeri ini, saya ambilkan contoh uang negeri Paman Sam yang dijadikan sebagai rujukan uang lain di dunia sampai saat ini. Perhatikan grafik dari Casey Research disamping. Sejak Amerika tidak lagi menggunakan emas sebagai standard uangnya tahun 1971 sampai sekarang, uang US $ telah kehilangan 82 % daya belinya. Dengan kata lain Dollar Amerika sekarang hanya memiliki 18 % daya beli ketimbang Dollar yang sama tahun 1971.

Penyusutan daya beli US$ ini akan terus terjadi dan bahkan akan cenderung lebih cepat karena laju ‘pencetakan uang’ mereka melonjak sejak krisis finansial dua tahun terakhir. Perhatikan grafik dibawah untuk ini.

Laju menurunnya daya beli US$ ini juga dipercepat oleh realita – realita berikut :

· Hutang nasional mereka sebesar US$ 11.6 trilyun yang melebihi GDP 2009 yang hanya US$ 8.3 trilyun.

· Pengeluaran pemerintah sampai saat ini (YTD) US$ 2.4 trilyun yang dua kali dari pendapatan pajak US$ 1.2 trilyun.

· Unfunded liability (tanggungan pemerintah yang tidak di back-up dengan asset yang mencukupi) mencapai US$ 58.7 trilyun yang terdiri dari Biaya kesehatan US$ 39.6 trilyun; biaya sosial 10.6 trilyun; biaya lain-lain US$ 8.5 trilyun.

Realita-realita tersebut-lah yang akan mendorong US$ terus menurun daya belinya dan bukan menaik seperti pendapat di beberapa blog yang tidak sependapat dengan pendapat saya.

Monetary Base

Memang dalam jangka pendek bisa saja daya beli US$ ini naik sesaat, seperti yang pernah terjadi awal Maret 2009 lalu ketika dunia berburu US$ yang langka saat itu – US $ Index sempat mencapai angka diatas 89. Namun setelah kondisi normal, kekuatan US$ yang diukur dengn US$ Index terus mengalami penurunan hingga saat ini yang angkanya hanya berada di kisaran 75. Angka US$ Index ini lima tahun lalu berada di kisaran 90-an keatas.

Nasib yang dialami US$ ini sebenarnya juga cerminan apa yang dialami oleh mata uang-mata uang negara lain yang menjadikan US$ sebagai gurunya. Bahkan sebagai murid, kondisinya kebanyakan lebih buruk dari apa yang dilakukan oleh sang guru; ingat pepatah “ Guru…Berdiri , Murid…Berlari…”.

Jadi risiko penurunan daya beli uang kita – apapun nama mata uang kertas kita – adalah risiko yang pasti terjadi. Lantas bagaimana kita menyikapi risiko yang satu ini ?, lha wong tidak ada satu asuransi-pun yang bisa menjamin atau memberi proteksi kita terhadap risiko penurunan daya beli uang kita ini ?.

Secara pribadi, kita bisa membuat sendiri proteksi terhadap hasil jerih payah kita dengan apa yang disebut 4 P singkatan dari Personal Purchasing Power Protection ; yaitu perlindungan pribadi untuk daya beli uang kita.

Salah satu 4P yang paling sederhana namun sangat efektif dan sudah terbukti reliabilitasnya ya Dinar atau emas. Di bandingkan US$ yang kehilangan 82 % daya belinya sejak 1971 misalnya; daya beli emas malah naik 3.5 kalinya sejak saat itu.

Kalau mau repot sedikit, tetapi hasilnya insyaallah bisa lebih baik dari emas sebagai 4 P ya invest di sector riil. Pelihara kambing, pelihara sapi, menanam pohon; memproduktifkan lahan-lahan yang nganggur dlsb.

Jadi yang tidak setuju dengan saya silahkan saja kalau mau tetap pakai US$ ; saya akan tetap pilih Dinar sebagai 4 P saya, selain juga pelihara sapi, pelihara kambing dst. Wa Allahu A’lam.