GRAFIK PERGERAKAN HARGA DINAR

Kamis, 12 November 2009

PDFPrintE-mail
HARGA EMAS/DINAR LAGI TINGGI, KAPAN KESEMPATAN UNTUK MEMBELI ...?
Written by Muhaimin Iqbal
Thursday, 12 November 2009 05:51
Gold Price Change

Salah satu tulisan saya yang sangat banyak dibaca pengunjung web ini rupanya tulisan saya tentang Musim Membeli Emas yang saya tulis akhir Maret (2009) lalu. Tingginya harga emas dunia dua bulan terakhir – yang sampai pagi ini telah berada di kisaran US$ 1117/oz – meng-confirm pola musiman dalam perkembangan harga emas dunia seperti yang saya uraikan di tulisan tersebut diatas.

Lantas pertanyaan yang sering muncul adalah – kalau kita punyanya uang/anggaran untuk menabung Dinar/emas di bulan-bulan dimana musim harga emas lagi tinggi seperti sekarang ini; apakah terus kita menunggu sampai akhir Maret nanti untuk membeli emas/Dinar ?.

Jawabannya ada di grafik disamping, yaitu grafik yang menunjukkan tingkat perubahan harga emas/Dinar (dalam Rupiah) selama 10 tahun terakhir – dalam tiga kategori perubahan , yaitu bulanan (kuning), 6 bulanan(hijau) dan tahunan (merah).

Agak njlimet memang, tetapi gampangnya saya contohkan begini : Bila Anda membeli emas atau Dinar pada musim harga tinggi seperti pada bulan November sekarang, berapa peluang Anda untuk rugi dalam 1 bulan kedepan, enam bulan kedepan dan satu tahun kedepan ?.

Berdasarkan statistik 10 tahun terakhir, ternyata peluang Anda rugi sebulan berikutnya hanya 2/10. Yaitu bila Anda membelinya pada bulan November 2001 dan menjualnya di Desember 2001 atau membelinya di November 2006 dan menjualnya di Desember 2006. Peluang harga emas atau Dinar Anda naik satu bulan berikutnya adalah 8/10 sisanya.

Peluang rugi dalam 6 bulan berikutnya ternyata juga sama 2/10 ; yaitu bila Anda membeli pada bulan November 2001 dan menjualnya di April 2002 atau membeli di November 2002 dan menjualnya di April 2003. Peluang harga emas atau Dinar Anda naik 6 bulan berikutnya adalah juga 8/10 sisanya.

Gold Spot Price

Dalam sepuluh tahun terakhir, meskipun Anda beli emas/Dinar pada musim harga emas/Dinar tinggi seperti pada bulan November ini; statistik menunjukkan Anda tidak pernah merugi bila Anda menjualnya satu tahun berikutnya atau lebih.

Apa maknanya ini semua ?; Meskipun Anda tidak memperoleh gain sebesar bila Anda membeli emas/Dinar pada musim harga rendah; membeli emas/Dinar pada musim harga tinggi tetap lebih menguntungkan dibandingkan dengan mempertahankan uang Anda dalam mata uang kertas dan menunggu musim harga emas/Dinar rendah berikutnya.

Ini tidak hanya berlaku terhadap mata uang kertas Rupiah; Anda bisa lihat seandainya Anda punya US$ yang Anda pertahankan setahun terakhir – dibandingkan dengan seandainya US$ tersebut dibelikan emas/Dinar pada bulan November setahun yang lalu – maka yang Anda belikan emas/Dinar kini nilainya 52 % lebih tinggi ketimbang yang disimpan dalam US$. Silahkan lihat buktinya di www.kitco.com pojok kiri atas seperti yang saya copy-kan disamping (posisi pagi ini 12/11/09 WIB, atau posisi sesaat setelah pasar New York tutup 11/11/09 pukul 17:02 NY Time ).

Ini menunjukkan betapa runyamnya US Dollar setahun terakhir , juga mata uang lain yang diukur dengan US$ - tidak ketinggalan pula semua asset yang dinilai dalam US$ seperti asuransi dalam US$ , dana pensiun, dana kesehatan dlsb. Masih mau belain US Dollar Anda…?, saran saya jangan….!. Wa Allahu A’lam.


Selasa, 10 November 2009

PDFPrintE-mail
BERSIAP MENGHADAPI FENOMENA WEALTH TRANSFER ...
Written by Muhaimin Iqbal
Guide

Tulisan saya kali ini saya ambilkan dari isi buku berjudaul “Guide to Investing in Gold and Silver” karya Michael Maloney yang diterbitkan oleh Business Plus – Hachette Book Group (2008). Buku yang seharusnya sudah bisa kita beli di Indonesia tahun lalu ini, ndak tahu kenapa baru bisa kita jumpai di toko buku asing kenamaan Jakarta sekarang – mungkin karena penerbitnya yang tidak terlalu terkenal sehingga distribusi globalnya lelet.

Penulisnya sendiri adalah tokoh penting dalam dunia emas, perak dan berbagai bisnis metal lainnya. Dia bahkan juga penasihat investasi yang mendorong orang sekaliber Robert Kiyosaki mengalihkan sebagian besar investasinya ke perak. Robert Kiyosaki bahkan memberi pengantar pada buku ini dengan menyebut penulis sebagai orang yang pandai merangkai titik-titik menjadi informasi yang bermakna – sementara orang lain mungkin hanya dapat melihat sebagi titik-titik yang tidak bermakna.

Banyak sekali isi dari buku ini yang mirip dengan buku saya “Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham” (Spriritual Learning Center, 2007); khususnya yang menyangkut pandangan tentang uang dan mengapa uang hanya bisa diperankan secara sempurna oleh emas dan perak. Bahkan di awal tulisannya Michael berusaha meluruskan salah kaprah dalam pemahaman tentangCurrency dan Money di masyarakat.

Menurutnya apa yang disebut ‘uang’ oleh masyarakat sekarang sebenarnya hanyalah Currency – yaitu alat tukar yang hanya berlaku sesaat. Currency tidak memiliki kemampuan untuk menyimpan nilai (store of value) yaitu prasyarat untuk dapat disebut sebagai uang (Money).

Sebaliknya uang yang sesungguhnya atau Money, selain dia dapat digunakan sebagai alat tukar (medium of exchange) ; dia juga berperan sebagai penyimpan nilai (store of value). Jadi Money pasti juga berupa Currency, sedangkanCurrency belum tentu berupa Money.

Menurut Michael, hanya emas dan perak-lah yang dapat berperan sebagai Money sejak dahulu sekarang dan masa yang akan datang. Nampaknya pendapat ini Fitrah, karena pendapat serupa sudah dinyatakan oleh Imam Ghazali dalam Ihya Ulumuddin sekitar 900 tahun lalu. Kalau Imam Ghazali mendasarkan pendapatnya ini pada pemahaman yang sangat dalam tentang syariah emas dan perak; Michael Maloney mendasarkan pendapatnya pada alasan-alasan ekonomi.

Menurut Michael , berikut adalah alasannya mengapa hanya emas dan perak-lah uang yang sesungguhnya (money) itu :

1. Selama lebih dari 5,000 tahun, hanya emas dan perak yang terbukti sebagai asset yang tidak pernah gagal. Ini karena emas dan perak adalah tangible assets yang secara inherent membawa nilai-nya sendiri.

2. Emas dan perak adalah asset yang bisa sepenuhnya private dan tidak merupakan bagian dari system financial – dia tidak akan terganggu oleh kegagalam system financial manapun.

3. Emas dan perak adalah asset yang tidak merupakan liability pihak lain. Sebaliknya uang kertas, saham, obligasi dlsb. adalah asset yang merupakan liability pihak lain. Uang kertas adalah liability dari negara yang mengeluarkannya, demikian pula saham dan obligasi adalah liability bagi yang mengeluarkannya. Apa jadinya bila yang memiliki liabilitytersebut gagal memenuhi kewajibannya ?, maka uang kertas, saham, obligasi dlsb. menjadi tidak ada nilainya.

4. Emas dan Perak dapat sepenuhnya dimiliki secara pribadi.

5. Emas dan Perak berfungsi sebagai safe-haven atau jaring pengaman investasi dikala terjadi gejolak ekonomi.

6. Emas dan Perak terbukti aman dikala inflasi tinggi maupun deflasi.

7. Emas dan perak memiliki value density yang tinggi, mudah disimpan dan mudah bergerak dengan nilai yang tinggi.

8. Nilai jual dan beli yang umumnya memiliki spread yang rendah – pemiliknya tidak kehilangan nilai yang berarti ketika melakukan jual beli; beda dengan real estate misalnya yang ongkos transaksinya bisa sangat tinggi oleh berbagai sebab seperti notaris, pajak, legal audit dslb.

9. Karakteristiknya jelas , emas 24 karat yang satu sama nilainya dengan emas 24 karat lainnya meskipun bentuknya berbeda-beda.

10. Emas dan perak secara fisik – adalah uang dengan sendirinya – tanpa perlu pengakuan oleh pihak manapun bahwa dia uang.

Dengan sepuluh alasan tersebut, penulis buku diatas sekarang sibuk meng-edukasi masyarakat dunia akan suatu phenomena besar yang sedang dan akan terus terjadi yang dia sebut sebagai Wealth Transfer atau perpindahan kemakmuran.

Karena hampir seluruh mayoritas masyarakat dunia baik bersifat individu, korporasi maupun negara menyimpan ‘kemakmurannya’ dalam bentuk asset berupa currency, stock, bond dan sejenisnya – yang sejatinya tidak dapat berperan sebagai penyimpan nilai atau store of value; maka asset dari masyrakat dunia tersebut akan dengan mudah menurun atau bahkan hilang sama sekali nilainya.

Lantas kemana nilai-nilai asset tersebut berkurang atau menghilang ?, ke benda lain yang yang bisa menyimpan nilai dengan sempurna tentu saja. Yang paling mudah salah dua-nya ya emas dan perak itu tadi. Ketika uang kertas nilainya turun, pastilah emas dan perak nilainya melonjak. Pada saat itu, dengan emas dan perak yang sedikit saja – Anda akan dapat menguasai berbagai asset lainnya. Disitulah letak Wealth Transfer yang dikatakan oleh Michael Maloney ini.

Phenomena Wealth Transfer ini bisa terjadi secara sangat cepat seperti yang sungguh nyata terjadi di Indonesia tahun 1998, atau secara gradual yang terjadi di seluruh belahan dunia dalam dekade terakhir dan insyaallah masih akan terus terjadi.

Untungnya dengan phenomena ini adalah pilihan sebenarnya ada pada diri kita; kita bisa mempersiapkan diri ketika proses Wealth Transfer ini terjadi – kemakmuran meninggalkan kita atau kemakmuran yang menuju ke kita – kuncinya adalah emas dan perak ada pada siapa saat phenomena tersebut terjadi. Wa Allahu A’lam.