GRAFIK PERGERAKAN HARGA DINAR

Selasa, 06 Oktober 2009

PDFPrintE-mail
KETIKA RUPIAH LEBIH PERKASA KETIMBANG US DOLLAR...
Written by Muhaimin Iqbal

US$ vs Rupiah

Setahun terakhir nasib Dollar Amerika benar-benar runyam; bahkan uang Rupiah kita yang sering jadi ledekan teman-teman di luar karena banyaknya nol – pun lebih perkasa ketimbang US$ dalam dua belas bulan ini.

Dari mana kita bisa mengukur keperkasaan uang ini secara akurat ?; dengan apalagi kalau tidak dengan emas yang sering saya sebut sebagai uang yang adil sepanjang zaman dengan tingkat inflasi rata-rata nol % sepanjang 1400 tahun lebih.

Akhir Oktober tahun lalu (2008) harga emas internasional sesuai data Kitco adalah US$ 730.75/ Oz; pada saat analisa ini saya buat (awal Oktober 2009) harga emas internasional berada pada kisaran US$ 1005/ oz. Artinya pada setahun terakhir ini harga emas dalam US$ mengalami kenaikan sampai 37.5%; atau US$ mengalami penurunan 27% dibandingkan alat ukur baku yaitu emas. Kok berbeda antara angka kenaikan (appresiasi) ini dengan angka penurunan (depresiasi ) ?, ya iyalah…karena dari angka 10 ke 11 menunjukkan kenaikan 10%.. tetapi dari 11 ke 10 akan menunjukkan penurunan 9

%.

Bandingkan dengan Rupiah pada periode yang sama; harga emas hanya naik 20.5% sejak akhir oktober tahun 2008 sampai analisa ini dibuat. Atau Rupiah hanya mengalami penurunan nilai sebesar 17%.

Situasi Rupiah bergerak secara lebih perkasa untuk periode yang relatif panjang (1 tahun ) ini adalah situasi yang tidak biasa. Karena pada umumnya uang dari Negara yang lebih besar (ukuran ekonomi-nya) akan cenderung lebih stabil; selain lebih sulit dipermainkan nilainya oleh spekulan ketimbang uang dari negara yang lebih kecil, juga cadangan mereka tentu jauh lebih besar sehingga seharusnya mampu meredam gejolak mata uang di pasar.

Meskipun Rupiah jauh lebih perkasa dibandingkan US$ setahun terakhir tersebut; saya tetap tidak menganjurkan uang Rupiah Anda idle terlalu lama. Mengapa ?

Pertama US$ bisa kembali ke jalur ‘normal’-nya kapan saja, kalau ini terjadi US$ menguat – Rupiah akan kembali ‘kelihatan’ lemah.

Kedua, se perkasa-perkasanya Rupiah – terhadap ukuran yang baku emas, Rupiah masih mengalami penurunan nilai 17% setahun terakhir. Padahal kalau uang Anda depositokan saja, bagi hasil bersih terbaiknya kurang lebih hanya di kisaran 8 % sekarang; kalah dengan penyusutan nilainya bukan ?.

Lantas ‘diapakan’ uang Anda sebaiknya ?; investasi sektor riil tetap pilihan yang paling baik bila Anda bisa mengelolanya dengan baik – inilah mengapa fokus program Gerakan Dinar juga diarahkan untuk menggerakkan sektor riil ini kedepannya.

Bila investasi sector riil yang dijalankan dengan baik ini belum bisa dilaksanakan, mempertahankan uang Anda dalam bentuk Dinar adalah pilihannya karena nilai daya belinya yang bertahan sepanjang zaman – tidak mengalami penurunan seperti yang di alami oleh US$ dan Rupiah tersebut diatas. Wa Allahu A’lam.

PDFPrintE-mail
MERDEKA DARI PENJAJAHAN EKONOMI, HOW ?
Written by Muhaimin Iqbal

Freedom

"Sungguh Allah mengutus kami, agar kami memerdekakan manusia dari mengabdikan diri pada sesama manusia kepada mengabdikan diri kepada Allah, dari kezaliman agama (diluar Islam) kepada keadilan Islam dan dari kesempitan dunia kepada keluasan dunia dan akhirat."Rub’i bin Amir

Those concerned about such things as freedom, justice, the preservation of property rights and purchasing power, would do well to consider the moral case for the gold standard, for, once understood, it is the individual’s best defense against government confiscation of property through inflation. The point, is that like freedom, it is the ideal. And like freedom, while achieving it may be a distant goal, moving toward it is always the direction we should be moving. Paul Nathan

Perhatikan dua pernyataan diatas, yang pertama adalah kata-kata legendaries yang muncul dari seorang prajurit Islam Rub’i bin Amir dihadapan panglima perang Persia – Rustum ; dan yang kedua adalah statement dari analis senior emas dunia Paul Nathan yang mengungkapkan kerinduannya akan kemerdekaan ekonomi dengan standar emas.

Dua orang yang tentu sangat berbeda dari sisi keimanan, dari sisi jaman dan dari sisi latar belakang – kesamaannya hanya satu : keinginan untuk merdeka dari mengabdikan diri pada sesama manusia. Dan ini juga menjadi keinginan kita semua. Hanya dengan merdeka dari pengabdian ke sesama manusia kita bisa sepenuhnya mengabdikan diri pada Allah semata.

Karena bukan seorang Muslim, Paul Nathan mungkin tidak punya tujuan untuk mengabdi kepada Sang Pencipta; tetapi tetap saja dia sebagai manusia – tidak mau dijajah. Hak azazi dia mendorong dia berontak (secara pemikiran) dari penjajahan yang dia rasakan; siapa penjajah yang dia maksud ? – ternyata rezim uang kertas lah penjajah itu.Pemberontakan Paul Nathan terhadap uang kertas ini dapat Anda baca secara lengkap di kolomnya di kitco.com akhir pekan lalu.

Dalam tulisannya yang panjang tersebut, Paul Nathan menjelaskan bahwa mereka harus menggunakan uang kertas (uang fiat yang non-convertible to gold) karena di paksa (forced) dan dipojokkan (conned). Warga Amerika dipaksa menggunakan uang kertas US$, dan dipojokkan dengan argumen bahwa uang yang berupa komoditi riil sudah kuno (old-fashioned) dan tidak praktis (impractical) lagi untuk digunakan di jaman ini.

Masih menurut Paul; uang bagi orang merdeka dan paling dipercaya oleh manusia sepanjang sejarah adalah emas. Pertama karena emas selalu dapat ditukar ke commodity lain kapan dan dimana saja, kedua emas memiliki nilai tukar yang stabil dan ketiga emas dapat menyimpan nilai (store of value) dalam waktu yang panjang tanpa mengalami penyusutan nilai.

Pemberontakan pemikiran semacam pemikiran Paul ini adalah bersifat Fitrah, bisa datang dari latar belakang apapun – karena hakekatnya semua orang ingin merdeka; hanya sebagian orang kadang tidak merasa dijajah sehingga tidak perlu merasa harus berjuang untuk merdeka. Sebagian lain malah menikmati system penjajahan, karena mereka-mereka ini mendapatkan manfaat langsung dari si penjajah.

Lantas siapa yang menjajah Paul dan bangsanya Bangsa Amerika ?, siapa pula yang menjajah kita dan bangsa kita ini ?. Ingat bahwa yang menjajah Indonesia empat abad silam juga bukan negeri Belanda, tetapi ‘hanya’ sebuah perusahan dari negeri tersebut yang namanya Vereenigde Oost indische Compagnie (Perserikatan Perusahaan Hindia Timur) atau VOC.

Kini perusahaan-perusahaan raksasa semacam VOC tersebut dalam berbagai bentuk dan namanya, telah berkolaborasi dengan institusi-institusi global yang kemudian ada yang menyebutnya dengan istilah corporatocracy – menjajah bangsa-bangsa di seluruh dunia – tanpa sebagian besar mereka merasa terjajah (sehingga tidak berontak).

Bukan hanya system uang fiat – yang nilainya bisa mereka permainkan sesuai kepentingan mereka - yang mereka kendalikan , tetapi juga system perdagangan, distribusi bahkan sampai mereka bisa mengendalikan dan mengubah menu utama makanan suatu bangsa. Bangsa kita contohnya, waktu SD saya belajar bahwa makanan pokok kita adalah nasi dari beras, jagung, tiwul/gaplek (ketela), sagu dlsb.; tetapi kini menu utama makanan kita adalah mie instant yang bahannya harus kita impor dari para corporatocracy tersebut – sampai menjadi defisit impor bahan pangan terbesar dinegeri ini !

Jadi untuk merdeka secara ekonomi; bukan hanya system uang yang harus kita perjuangkan untuk kembali ke system yang adil yang memerdekan manusia; tetapi juga berbagai aspek dari penjajahan ekonomi lainnya seperti yang saya contohkan diatas.

Itulah sebabnya gerakan Dinar yang sudah kita rintis dua tahun terakhir, kini juga bergerak ke aspek-aspek produksi dengan GeMa Produktif, aspek distribusi dengan merintis penjualan langsung dari masyarakat ke masyarakat dengan system Direct1st® dan berbagai aspek lainnya kedepan.

Kalau dahulu para pendahulu kita perlu berjuang 350 tahun untuk merdeka dari jajahan VOC, Wa Allahu A’lam berapa lama kita akan bisa merdeka dari jajahan corporatocracy nan sangat canggih dewasa ini. Namun berapa jauh-pun kemerdekaan itu jaraknya dari posisi kita sekarang, langkah kesana harus ada yang mulai…entah di jaman kita, entah anak kita, entah cucu kita…tetapi insyallah kita akan Merdeka… Merdeka …Merdeka…!.



PDFPrintE-mail
PRODUCTIVITY AGENT: MAKMUR BERSAMA TETANGGA...
Written by Muhaimin Iqbal


Direct1st

Dari Aisyah Radhiyallahu 'anha berkata : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. "Artinya : Jibril terus menerus berwasiat kepadaku untuk berbuat baik terhadap tetangga, sampai-sampai aku mengira dia akan menjadikannya sebagai ahli waris". Diriwayatkan oleh Al-Bukhari (6014) dan Muslim (2624).

Keindahan Islam akan terasa semakin indah bila setiap detil ajaran agama ini bisa kita implementasikan/amalkan dalam berbagai kehidupan sehari-hari. Dalam hidup bertetangga sehari-hari misalnya, di hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mewasiatkan secara terus menerus (untuk menekankan keseriusan) agar kita berbuat baik kepada tetangga.

Dalam hadits lain dari Anas Radhiyallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda "Artinya : Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, tidaklah seorang hamba itu beriman, sehingga dia mencintai tetangganya -atau berkata : saudaranya- sebagaimana dia mencintai dirinya". Juga ada hadits lain lagi yag artinya “Tidaklah disebut mukmin orang yang kenyang sedangkan tetangga di sampingnya kelaparan".

Menurut jumhur ulama, dalam Islam yang disebut tetangga adalah tetangga dalam radius 40 rumah (ke kanan, kiri, depan dan belakang) atau berarti 160 rumah sekitar kita.

Di jaman yang sangat individualistik sekarang, mungkinkah kita bisa tahu kalau tetangga kanan kita rumah yang ke 25 misalnya kelaparan ?. Jangankan rumah yang ke 25, tiga rumah di kanan kiri kita-pun mungkin kita tdak tahu.

Lantas di jaman seperti ini kewajiban kita terhadap tetangga agar mereka tidak kelaparan apakah gugur ?; tentu tidak !. Sebagai agama akhir jaman, semua ajaran ini akan tetap valid sampai hari kiamat….termasuk berbuat baik dan mencegah kelaparan di lingkungan tetangga kita seperti dalam hadits diatas.

Lantas bagaimana caranya kita bisa berbuat baik dan melayani tetangga dalam radius 40 rumah di jaman yang sangat individualistik ini ?. System yang efektif yang di jalankan oleh orang orang yang memiliki motivasi yang benar dan driveyang memadai dalam dirinya – insyallah akan bisa membantu mengimplementasikan ajaran ini.

Waktu masih di industri asuransi beberapa tahun silam, saya pernah belajar dari salah satu perusahaan asuransi terbesar di dunia yang memiliki jaringan agen yang sangat efektif di lingkungan tetangga, mereka menyebutnya Partner in Neighborhood. Tugas mereka mengolah seluruh potensi asuransi di lingkungan tetangga, memasarkan produk yang tepat untuk mereka dan melayani mereka untuk segala permasalahan asuransi yang mereka hadapi. Dari program Partner in Neighborhood yang berjalan secara efektif inilah perusahaan tersebut menjadi sangat besar – bahkan konon dana premi yang dikumpulkannya setiap tahun setara dengan GDP salah satu negara kecil di dunia !.

Pelajaran yang bisa kita petik adalah, mereka ini tidak memiliki ajaran yang indah untuk melayani tetangga seperti yang kita umat Islam punya. Mereka juga tidak memiliki motif yang luhur untuk berbuat baik terhadap tetangga, motif mereka ya jualan asuransi itu tadi. Yang mereka miliki hanya system yang dijalankan dengan disiplin sehingga bisa efektif.

Kita memiliki ajaran yang sangat baik untuk melayani tetangga ini; kita juga memiliki motif yang luhur yaitu pingin bisa masuk kedalam kelompok orang yang disebut ‘mukmin’ dalam hadits tersebut diatas. Yang kita perlukan sekarang adalah tinggal men-develop system yang efektif untuk neighborhood management atau pengelolaan tetangga ini.

Saat ini kami sedang mengembangkan system yang kami beri nama Direct1st® untuk menunjang program GeMa Produktif yang kami mulai perkenalkan dalam tulisan sebelumnya. Sengaja kami beri nama kebarat-baratan, agar mudah diterima di pasar yang lebih luas. Disamping itu juga untuk membedakan dengan jelas antara system Direct1st® ini dengan system Multi Level Marketing (MLM) yang sekarang banyak beredar di masyarakat.

Tiga perbedaan yang sangat mendasar antara system Direct1st® dengan MLM tersebut adalah:

Pertama semua agen dari Direct1st® yang selanjutnya kita sebut Productvity Agent (PA) adalah Direct and First contactdari kita yang mengelola system ini; tidak ada layer lain antara kita dengan para agen kita. Dengan demikian jalur distribusi produk berupa barang atau jasa sampai ke tangan pengguna menjadi sangat dekat, produk akan murah – lebih murah dari yang ada di minimarket atau super market.

Dalam system MLM sesuai dengan namanya; Agen MLM yang menjual produk sampai ke tangan konsumen adalah sudah agen level ke sekian dari perusahaan yang mengelolanya. Panjangnya jalur membuat banyaknya level yang harus kebagian jatah, sehingga produk MLM akan cenderung lebih mahal dari harga yang seharusnya. Itulah sebabnya sangat jarang kita bisa jumpai produk MLM yang juga available di toko biasa misalnya – karena kalau ada di toko – jalur toko ini kemungkinan besar akan masih lebih murah.

Perbedaan kedua terletak pada aliran produk. Dalam system MLM, produk yang dipasarkan adalah hanya produk perusahaan MLM atau vendor-vendornya. Agen MLM pada umumnya hanya menjual produk yang disediakan perusahaan tersebut. Dalam system Direct1st® PA tidak hanya menjual produk; PA juga dapat memperkenalkan produk-produk mereka kedalam system Direct1st® sehingga produk tersebut ikut dijual oleh ribuan PA lainnya. MLM menerapkan jalur distribusi produk satu arah, sebaliknya Direct1st® memiliki dua arah jalur distribusi.

Perbedaan ketiga terletak pada motif. Dalam MLM motif utama adalah menjual produk berupa barang atau jasa. Dalam system Direct1st® motif utama kita adalah berbuat baik kepada tetangga agar kita bisa masuk golongan ‘mukmin’; balasan atas kebaikan kita tidak harus dari tetangga yang kepadanya kita berbuat baik tersebut, balasan bisa dari mana saja – berbagai jalan yang diberikan Allah Yang Maha Kaya untuk membalas kebaikan kita sesuai janjinya Hal Jaza ul Ihsan Illal Ihsan, tidak ada balasan atas kebaikan selain kebaikan pula.

Lantas apa kaitannya system Direct1st® dengan kewajiban kita mencegah adanya tetangga yang kelaparan ?. Dengan system pemasaran baru Direct1st® seorang agen PA dapat mendorong tetangganya yang berpotensi (dia toh diwajibkan agama untuk melayani 160 tetangganya !) untuk bisa memproduksi sesuatu yang baik.

Selama ini kalau kita bisa mengajari ketrampilan ke tetangga-tetangga kampung kita untuk memproduksi sesuatu, problem utamanya pemasaran bukan ?. Nah problem utama pemasaran inilah yang kita insyaallah akan solve dengan jalur pemasaran yang efektif yang kita sebut Direct1st® ini.

Dari pasar yang efektif inilah kemakmuran insyallah bisa merata; inilah sebabnya marketing tagline program ini seperti yang ada di logo diatas kita sebut First in Wealth Distribution…insyallah kita bisa menyebarkan kemakmuran disekitar kita, insyallah kita bisa makmur bersama tetangga…Insyaallah.

Catatan : Pendaftaran untuk menjadi Productivity Agent ini menunggu system yang kami kembangkan siap, nantinya akan bisa mendaftar di http://www.direct1st.com. Agen-agen GeraiDinar karena sudah terseleksi sebelumnya, insyallah bisa otomatis jadi Productivity Agent ini.