GRAFIK PERGERAKAN HARGA DINAR

Senin, 07 Desember 2009

PDFPrintE-mail
GREENSPAN GUIDOTI RULE: HARGA EMAS DUNIA DAN PELUANG MERAIH KEMERDEKAAN KITA...
Written by Muhaimin Iqbal
Bill for American

Ketika saya mulai menyempatkan diri untuk menulis di blog dua tahun lalu, ada tulisan awal saya bertanggal 30 Desember 2007 yang berjudul Kehancuran Uang Kertas Mengikuti Deret Fibonacci. Karena pembaca saya saat itu belum sebanyak sekarang, dan orang belum melihat buktinya – maka tentu lebih banyak yang tidak percaya – daripada yang percaya – saya tentu memaklumi hal ini.

Kini hampir dua tahun kemudian coba kita tengok kembali kebelakang. Ketika tulisan tersebut saya buat, harga Dinar masih Rp 1,096,900 dan harga emas dunia berada pada angka US$ 833.75; Menjelang dua tahun harga Dinar kini sudah mencapai Rp 1,588,590,- dan harga emas dunia sudah berada pada angka US$ 1,215.70. Deret Fibonacci saya belum terbukti 100% memang, tetapi sudah sangat dekat – tinggal sejengkal langkah lagi - untuk terbukti.

Ini mengerikan saya sendiri yang menulisnya karena berarti kehancuran uang kertas itu begitu dekatnya. Kalau uang kertas merepresentasikan peradaban jaman ini, mungkin ini salah satu tafsir di surat Al Ma’aarij 5 – 7 berikut : “Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik. Sesungguhnya mereka memandang siksaan itu jauh (mustahil). Sedangkan kami memandangnya dekat (pasti terjadi).”

Karena penasaran saya, kemudian saya berusaha mencari bukti ilmiah lain yang bisa menjelaskan ke masyarakat zaman ini tentang fenomena kehancuran uang kertas ini. Maka saya ambillah teori dari dedengkotnya uang kertas abad ini yaitu Alan Greenspan (dahulunya The Federal Reserve Chairman ) dan Pablo Guidotti (dahulunya Deputi Minister of Finance – Argentina). Kedua orang ini kemudian menghasilkan apa yang disebut Greenspan-Guidotti Rule, saya singkat saja menjadi GGR untuk kemudahan penulisan berikutnya.

Inti dari GGR ini sebenarnya sangat sederhana yaitu : “ Suatu negara harus memiliki cadangan yang minimal setara dengan hutang external jangka pendek (jatuh tempo setahun atau kurang)”. Dengan kata lain rasio antara reserve dan hutang jangka pendek minimal 1 ; bila kurang dari ini maka negara dalam bahaya kebangkrutan ekonomi.

Untuk contoh, lagi-lagi saya nggak mau menggunakan negeri sendiri takut ada yang marah. Maka saya ambillah contoh negara yang sering secara misleading disebut sebagai adi kuasa atau super power – Amerika Serikat. Alasan lain saya pilih negara ini karena uangnya US$ selama ini dipakai untuk mengukur harga emas internasional.

Bila GGR mensyaratkan rasio minimal 1 agar negara bebas dari ancaman kebangkrutan, maka seperti apa peluang AS untuk bangkrut dalam jangka pendek ?, marilah kita lihat cadangan dan hutang jangka pendeknya.

Untuk cadangan, saat ini AS memiliki 8,133.5 ton emas senilai sekitar US$ 300 Milyar; cadangan strategis berupa minyak 725 juta barrel senilai sekitar US$ 58 Milyar; dan menurt data IMF Amerika juga memiliki cadangan dalam mata uang asing sebesar US$ 136 Milyar. Kalau di total dari tiga cadangan utama ini hanya US$ 494 milyar, katakanlah ditambah lain-lain kita bulatkan saja jadi US$ 500 Milyar.

Mari sekarang kita lihat hutang jangka pendeknya. Menurut US Treasury, Amerika saat ini harus me-refinance- sekitar US$ 2 trilyun hutang jangka pendek; ini diluar defisit anggaran belanjanya yang mencapai US$ 1.5 trilyun, atau Amerika membutuhkan US$ 3.5 trilyun dalam 12 bulan kedepan.

Ambil yang US$ 2 trilyun hutang jangka pendeknya dahulu; kemudian kita lihat kemana mereka berhutang. Ternyata sejak tahun 1985 Amerika sudah menjadi negara yang hutangnya lebih besar ketimbang piutangnya ke negara lain (net debtor). Sekarang sekitar 44% dari US$ 2 trilyun hutang tersebut adalah hutang terhadap pihak luar. Artinya hutang Amerika jangka pendek yang harus segera dilunasi ke pihak di luar Amerika saja telah mencapai US$ 880 milyar, yang jauh lebih besar dari cadangan mereka yang hanya US$ 500 Milyar tersebut diatas. Dari sini saja jelas Amerika akan segera menjadi negara yang gagal berdasarkan Greenspan-Guidotti Rule.

Mungkin Anda akan berpikir bahwa sebagai negara besar, Amerika pasti bisa mengatasi masalah ini. Tetapi nanti dulu, perlu diingat bahwa bukan hanya terhadap hutang jangka pendek terhadap pihak luar yang Amerika akan gagal – untuk membiayai total hutang yang US$ 2 trilyun dan defisit belanja yang US$ 1.5 trilyun atau total US$ 3.5 trilyun – sampai saat ini para ahli negeri itu juga belum ketemu solusi yang bisa sustainable atau solusi yang berkelanjutan.

Saving bangsa Amerika saat ini hanya di kisaran US$ 600 Milyar pertahun; jadi kalau seluruh saving ini untuk membiayai hutang dan kebutuhan jangka pendek-pun tidak akan memadai. Mereka masih kekurangan dana sekitar US$ 3 Trilyun atau sekitar 40 % dari GDP mereka.

Well, tentu mereka akhirnya punya solusi untuk ini – meskipun bukan solusi yang sustainable. Apa solusi itu ?; mencetak uang dari awang-awang – atau dalam bahasa awam mereka printing money out of thin air. Bahasa teknisnya bisa keren-keren seperti quantitative easing, debt monetizing dlsb. Tetapi pertanyaannya sampai kapan mereka dapat melakukan ini ?, kalau ada orang berhutang kepada Anda, setiap kali ditagih terus menunda atau malah minta hutangan baru – apakah akan Anda terus berikan ?. Inilah nampaknya yang mulai dilakukan China dan India dengan mengurangi ketergantungannya pada US$ dan mulai secara serius meningkatkan cadangan emasnya.

Lantas apa hubungan ini semua dengan harga emas dunia ?; sederhana saja, kalau harga emas sekarang senilai US$ 1,215.70 ; apa jadinya kalau US$ tidak lagi dipercaya orang dan nilainya terus menurun, tinggal separuh, tinggal seperempat (seperti yang kita alami tahun 97/98) dan seterusnya ?. Maka harga emas dunia bisa berlipat ganda melebihi kelipatan yang sebelumnya saya perhitungkan dalam deret Fibonacci tersebut diatas.

Fibonacci bisa keliru, demikian pula dengan Greenspan dan Guidotti. Tetapi kehancuran system ribawi sudah dipastikan di Al-Qur’an (QS 2 : 276) jadi 100% saya percayai kebenarannya.

Lantas apa solusinya bagi kita sebagai bangsa dan pribadi ?. Lagi-lagi balik ke Al-Qur’an yang kebenarannya pasti :“….Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) secara sungguh-sungguh; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan…”. Ini cara Qur’ani untuk mempersiapkan diri menghadapi paceklik panjang dimulai dari gempa financial dahsyat yang epicentrum-nya US$ tersebut diatas. .

Dalam skala bangsa, kita punya seluruh sumber alam yang kita butuhkan berupa laut, hutan, tambang, lahan-lahan yang subur…maka tidak cukupkah waktu tujuh tahun kedepan untuk mengolahnya secara sungguh-sungguh dan mengelola penggunaannya secara efisien ?. Kalau ini dapat kita lakukan, maka insyallah negeri ini akan dapat bener-bener merdeka – mumpung system yang penjajah kita akan segera kalah perang (ekonomi) – ingat tahun 45 kita diberi rakhmat Allah berupa kemerdekaan (baru kemerdekaan fisik, belum kemerdekaan ekonomi, pemikiran dlsb.) melalui kekalahan perang negeri penjajah kita waktu itu !.

Ok, bicara negara dan bangsa mungkin terlalu luas; bagaimana kalau kita mulai dari diri kita sendiri ; bagaimana kalau kita berusaha secara maksimal untuk bisa memakmurkan bumi tempat kita berpijak – sehingga dalam tujuh tahun kedepan kita bisa benar-benar merdeka dari segala bentuk ketergantungan terhadap sesama manusia – menjadi semata-mata hanya mengabdi, menyembah dan bergantung hanya kepadaNya, “Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.” (QS 112 :2). Insya Allah Bisa !.

Bagi yang ingin membuat langkah konkrit dalam hal ini, dapat bergabung dengan para peserta Pesantren Wirausaha – yang saat ini tengah mulai berjibaku untuk bisa belajar memakmurkan sejengkal bumi Allah yang diamanahkan ke kita di Jonggol-Bogor. Semoga Allah permudah kita dengan amal yang diridloiNya, Amin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar